Sistem Saraf Otonom: Mengatur Aktivitas Tanpa Kesadaran

Authors

  • Muhammad Akmal Subarjah universitas singaperbangsa karawang Author
  • Rahman Muhammad Hasan Universitas Singaperbangsa Karawang Author
  • Wildan Demexsi Rahmat Universitas Singaperbangsa Karawang Author

Keywords:

Saraf otonom, Saraf simatik, Saraf parasimatik

Abstract

Sistem Saraf Otonom (SSO) adalah bagian dari sistem saraf perifer yang berfungsi mengatur berbagai aktivitas tubuh yang berlangsung secara otomatis tanpa memerlukan kesadaran. Sistem ini mengendalikan kerja otot polos, otot jantung, dan kelenjar, sehingga memengaruhi proses seperti denyut jantung, tekanan darah, pencernaan, pernapasan, serta pengaturan suhu tubuh. SSA terdiri dari dua cabang utama, yaitu sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik, yang memiliki fungsi berlawanan untuk menjaga keseimbangan homeostasis tubuh. Sistem saraf simpatik bertanggung jawab mempersiapkan tubuh menghadapi situasi stres atau darurat melalui respons "fight or flight", sementara sistem saraf parasimpatik mendukung proses relaksasi dan pemulihan energi melalui respons "rest and digest".

References

Aditya, R., & Rahmawati, E. (2019). Pengaruh aktivitas fisik terhadap fungsi sistem saraf otonom pada pasien hipertensi. Jurnal Kesehatan Indonesia, 11(2), 123–129.

Afifah, N. (2020). Hubungan stres psikologis dengan keseimbangan sistem saraf otonom pada mahasiswa kedokteran. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 8(1), 45–52.

Ardiansyah, D., & Susilo, W. (2021). Variabilitas denyut jantung sebagai indikator fungsi sistem saraf otonom pada pasien diabetes mellitus. Jurnal Kardiovaskular Indonesia, 15(3), 156–162.

Budiman, A., & Ratna, S. (2018). Disfungsi otonom dan dampaknya terhadap kualitas hidup pasien gagal jantung. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 5(4), 178–184.

Dewi, K. S., & Yuliani, A. (2020). Peran sistem saraf otonom pada respon stres akut dan kronis. Jurnal Psikologi dan Kesehatan, 12(2), 85–91.

Fadhilah, M. A., & Prasetyo, B. (2022). Hubungan antara aktivitas olahraga teratur dengan keseimbangan sistem saraf simpatik dan parasimpatik. Jurnal Kedokteran Indonesia, 20(1), 33–40.

Handayani, T. S., & Fikri, M. (2021). Perubahan fungsi otonom pada pasien pasca COVID-19: Tinjauan fisiologis. Jurnal Biomedik Indonesia, 13(2), 97–104.

Hidayat, S., & Rahman, F. (2019). Analisis fungsi sistem saraf otonom menggunakan parameter HRV pada pasien stres kerja. Jurnal Ergonomi dan Kesehatan Kerja Indonesia, 10(1), 22–30.

Kusuma, H. (2020). Evaluasi variabilitas denyut jantung pada populasi sehat untuk memantau fungsi otonom. Jurnal Ilmu Fisiologi Indonesia, 14(3), 50–58.

Lestari, R., & Putri, A. S. (2018). Gangguan sistem saraf otonom pada penderita penyakit Parkinson: Tinjauan literatur. Jurnal Neurologi Indonesia, 10(2), 123–131.

Pranoto, W. (2021). Peranan meditasi dalam regulasi sistem saraf otonom: Studi eksperimen. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 9(4), 145–152.

Rachman, A., & Sari, M. (2020). Sistem saraf otonom sebagai target terapi hipertensi dengan pendekatan nonfarmakologis. Jurnal Medis Indonesia, 18(3), 87–95.

Rahma, F., & Yusuf, D. (2019). Variabilitas denyut jantung sebagai indikator stres pada pekerja. Jurnal Kesehatan Kerja Indonesia, 7(2), 56–63.

Setyawan, E. (2021). Pengaruh mindfulness terhadap keseimbangan sistem saraf otonom pada mahasiswa stres. Jurnal Psikologi Pendidikan Indonesia, 13(1), 78–86.

Wulandari, S., & Fajar, R. (2018). Peran sistem saraf otonom dalam pengelolaan emosi: Perspektif fisiologi. Jurnal Psikologi Indonesia, 11(2), 102–109.

Downloads

Published

02-12-2024

How to Cite

Sistem Saraf Otonom: Mengatur Aktivitas Tanpa Kesadaran. (2024). Journal Human Resource Strengthening, 1(01), 67-70. https://journalhrs.com/index.php/JHRS/article/view/26